Sumber: www.lensamedan.co.id
Sumatra Diterjang Cuaca Ekstrem: Banjir, Longsor, dan Gempa Guncang Aceh hingga Sumatera Utara
Kunci Hukum, Jakarta - Rentetan bencana melanda Pulau Sumatra dalam sepekan terakhir. Mulai dari Aceh hingga Sumatera Utara dan Sumatera Barat, cuaca ekstrem memicu banjir, longsor, serta gempa bumi yang mengguncang sejumlah daerah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ribuan warga terdampak dan puluhan ribu lainnya harus mengungsi akibat kondisi alam yang memburuk sejak 22 November 2025.
Di Sumatera Utara, empat kabupaten, yakni Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan, mengalami bencana banjir dan tanah longsor secara bersamaan pada Senin (24/11) hingga Selasa (25/11).
Menurut laporan Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB, hujan deras lebih dari dua hari menyebabkan luapan air menyeret rumah, kendaraan, dan material lumpur di beberapa kecamatan di Kota Sibolga. Delapan warga dilaporkan meninggal dunia di Kabupaten Tapanuli Selatan, sementara 58 orang luka-luka dan lebih dari 2.800 warga mengungsi. Di Tapanuli Utara, dua jembatan putus, dan 50 rumah rusak diterjang banjir dan longsor.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa dua sistem cuaca signifikan menjadi pemicu utama cuaca ekstrem di wilayah Sumatra bagian utara, yaitu Siklon Tropis KOTO di Laut Sulu dan Bibit Siklon 95B di Selat Malaka. Kedua sistem ini memperkuat pembentukan awan konvektif dan meningkatkan curah hujan ekstrem di Aceh hingga Sumatera Utara. BMKG juga memperingatkan potensi hujan lebat disertai angin kencang dan gelombang tinggi di perairan sekitar hingga akhir November.
Di Provinsi Aceh, banjir meluas di sembilan kabupaten/kota, termasuk Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Singkil, Aceh Utara, dan Aceh Selatan.
Mengutip laporan Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), hujan berintensitas tinggi sejak 18 November menyebabkan 14.235 kepala keluarga atau sekitar 46.893 jiwa terdampak, dan hampir 1.500 orang harus mengungsi. BPBA menetapkan status darurat bencana hidrometeorologi di delapan wilayah, karena curah hujan yang tinggi disertai kondisi tanah labil memicu banjir dan longsor di sejumlah titik.
Belum usai menghadapi banjir, masyarakat Aceh dikejutkan oleh gempa bumi berkekuatan Magnitudo 6,4 yang mengguncang wilayah Sinabang, Kamis (27/11/2025) pukul 11.56 WIB. BMKG mencatat pusat gempa berada di laut, sekitar 63 kilometer barat laut Sinabang, dengan kedalaman 18 kilometer. Getaran terasa kuat di Simeulue dan sebagian besar wilayah pesisir Aceh, bahkan hingga Medan, Sumatera Utara. Meski tidak berpotensi tsunami, BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap gempa susulan.
Sementara itu di Sumatera Barat, hujan deras sejak 22 November memicu banjir di Kota Padang dan sekitarnya. BPBD melaporkan 27.433 warga terdampak dan ratusan rumah mengalami kerusakan. Kecamatan Koto Tangah menjadi wilayah terparah dengan lebih dari 20 ribu jiwa terdampak.
Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat, Arry Yuswandi, menyebutkan bahwa estimasi kerugian akibat bencana mencapai Rp4,9 miliar, angka yang masih dapat bertambah seiring asesmen lapangan.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama bagi warga yang tinggal di lereng perbukitan dan bantaran sungai. Cuaca ekstrem diperkirakan masih akan berlangsung beberapa hari ke depan, sehingga pemantauan informasi dari BMKG dan BPBD sangat diperlukan untuk menghindari risiko lebih besar.
Penulis: Zidan Fachrisyah
Editor: Kayla Stefani Magdalena Tobing
Baca Artikel Menarik Lainnya!
Eksepsi Error in Persona: Salah Pihak, Gugatan Aut...
15 December 2025
Waktu Baca: 6 menit
Baca Selengkapnya →
Perubahan Iklim Bukan Isu Baru: Bagaimana Indonesi...
13 June 2025
Waktu Baca: 5 menit
Baca Selengkapnya →
Dari Isu Tunjangan hingga Sorotan PBB : Mungkinkah...
08 September 2025
Waktu Baca: 5 menit
Baca Selengkapnya →