Kunci Hukum - Di sepanjang tahun ini, perusahaan Singapura ngencar mengakuisisi perusahaan Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia menawarkan pasar yang besar, sumber daya alam melimpah, dan potensi pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Selain itu, faktor seperti kebijakan investasi yang mendukung, ekosistem startup yang dinamis di beberapa sektor, serta hubungan bilateral yang kuat antara dua negara menjadi pendorong utama. Aksi akuisisi ini sering kali bertujuan untuk memperluas jangkauan pasar, mengakses sumber daya baru, atau mengkonsolidasikan industri agar lebih efisien dan kompetitif.


Berdasarkan catatan cbncindonesia.com, terdapat 5 (lima) emiten yang telah diakuisisi oleh perusahaan Singapura, antara lain: PT Platinum Wahab Nusantara Tbk (TGUK), PT Master Print Tbk (PTMR), PT Sumber Mas Konstruksi Tbk (SMKM), PT Bintang Oto Global Tbbk (BOGA) dan PT Sampoerna Agro (SGRO).


Pada Mei 2025 PT Platinum Wahab Nusantara Tbl (TGUK) diakuisisi oleh Perusahaan Holding asal Singapura, Visionary Capital Global Pte. Ltd (VCG). Hal ini disebabkan masih tingginya utang perseroan. Visionary Capital Global Pte. Ltd (VCG) akan mengakuisisi 69,34% modal disetor dan ditempatkan TGUK dari PT Dinasti Kreatif Indonesia. VCG sebagai pengendali baru akan menambah lini bisnis frozen food untuk memperbaiki kondisi keuangan Teguk yang merugi pada tahun 2024. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, hingga saat ini, emiten TGUK masih belum bisa diperdagangkan lagi di pasar bursa efek dengan status terakhir “diberhentikan sementara”.


Lalu pada Juni 2025, Deep Source Pte. Ltd., perusahaan yang terdaftar di Singapura akan mengambil alih mayoritas 77,71% saham PT Master Print Tbk (PTMR), anak usaha dari PT Mitra Pack Tbk (PTMP) dan Ardi Kusuma. Tujuan dari rencana pengambilan adalah untuk pengembangan bisnis dan memperluas jaringan usaha Calon Pengendali baru di Indonesia. Setelah pengambilalihan selesai, Deep Source akan melaksanakan penawaran tender wajib sesuai ketentuan di Indonesia.


Tak hanya itu  emiten jasa konstruksi PT Sumber Mas Konstruksi (SMKM) juga mengungumkan bahwa perusahaan Singapura Lim Shrimp Org Pte. Ltd., telah mengakuisisi 313 juta (25%)) saham SMKM dengan harga Rp37 per saham, mencapai nilai transaksi Rp11,6 miliar. Seperti diketahui, jumlah saham yang diakuisisi lebih rendah dari rencana awal yaitu sebanyak 564 juta (44,98%) saham SMKM yang kemudian direvisi menjadi 450 juta (35,91%). SMKM sendiri mengumumkan rencana pengambilalihan kepemilikan perusahaan, PT Vina Nauli Jordania telah menandatangani perjanjian jual beli saham bersyarat pada 10 Oktober 2025 dengan Lim Shrimp Org, Lim Shrimp Org akan menjadi pengendali baru SMKM dari pengendali lama, PT Vina Nauli Jordania. 


Fenomena serupa juga terjadi pada PT Bintang Oto Global Tbk (BOGA). Saham BOGA menguat 20% begitu signifikan setelah terjadi transaksi pengalihan kepemilikan pada 19 November 2025 yang diumumkan pada 20 November 2025. PT Falcon Asia Investama melepas 1.122.137.000 saham atau setara 29,50% kepada GX Archipelago Pte. Ltd., perusahaan investment holding berbasis di Singapura, transaksi dilakukan pada harga Rp520 per saham, pengalihan ini juga yang mengakibatkan perubahan pengendali langsung.


Terakhir, emiten sawit PT Sampoerna Agro (SGRO), mengumumkan bahwa AGPA Pte. Ltd., telah membeli Rp 1,2 miliar (62,7%) saham SGRO milik Twinwood Family Holdings Limited. Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Jumat (21/11/2025) harga transaksi pada level Rp7.903/saham, sehingga total transaksi mencapai Rp9,4 triliun. Transaksi ini terjadi pada 19 November 2025. Ruang lingkup bisnis utama perusahaan meliputi perdagangan, sumber daya, serta pengembangan dan operasi infrastruktur. Ketiga pilar yang menjadi fondasi pertumbuhan yang konsisten bagi perusahaan selama bertahun-tahun.


Penulis: Sarah Novianti

Editor: I Gusti Ayu Agung Erlina Putri Astana