
Sumber: Kompas.com
Perang Iran-1srael Resmi Dihentikan, Stabilitas Perjanjian Masih Dipertanyakan
Teheran – Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada Selasa, 24 Juni 2025, mengumumkan berakhirnya perang selama 12 hari antara Iran dan Israel. Dalam siaran yang disampaikan oleh kantor berita pemerintah IRNA, Pezeshkian menyebut bahwa awal mula konflik bersenjata tersebut dipicu oleh tindakan provokatif dari Israel. "Hari ini, setelah perlawanan heroik bangsa kami, yang kegigihannya mencatatkan sejarah, kita menyaksikan penegakan gencatan senjata dan berakhirnya perang 12 hari yang diawali provokasi (Israel)," ucapnya, dikutip dari AFP.
Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran kemudian mengeluarkan keputusan nasional untuk menghentikan perang, menegaskan bahwa langkah ini merupakan bentuk paksaan terhadap Israel dan para sekutunya. Serangan Iran disebut telah mencapai puncaknya melalui tembakan ke pangkalan udara milik AS di Qatar pada Senin malam, disusul peluncuran rudal ke wilayah Israel pada fajar keesokan harinya. "Memaksa musuh untuk menyesal dan menerima kekalahan serta penghentian agresi secara sepihak," lanjut pernyataan dewan tersebut.
Beberapa jam sebelum pengumuman dari Teheran, militer Israel menyatakan gencatan senjata mulai berlaku pada Selasa pagi. Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah lebih dahulu mengumumkan rencana gencatan senjata bertahap selama 24 jam. Menyusul itu, Amerika Serikat menyatakan kemenangan setelah menjatuhkan 14 bom GBU-57 ke situs nuklir utama Iran seperti Fordo, Natanz, dan Isfahan.
Presiden Trump menyebut situs Fordo telah hancur akibat serangan tersebut, namun Iran membantah dan menyebut dampaknya hanya kerusakan dangkal. Di sisi lain, Israel mengklaim Operasi Rising Lion telah mencapai tujuannya menghancurkan fasilitas nuklir Iran. Sementara itu, Iran juga menyatakan keberhasilan militer setelah menghantam wilayah seperti Haifa, Ramat Aviv, dan Beer Sheba melalui serangan IRGC.
Meskipun gencatan senjata telah diumumkan, kedua pihak saling menuduh melanggar perjanjian. Beberapa waktu setelah Israel menyatakan kesepakatan mulai berlaku, dua rudal balistik dari Iran dilaporkan dicegat. Israel menuduh Iran melanggar perjanjian dan memerintahkan respons militer. "Saya menginstruksikan tentara Israel untuk menanggapi dengan tegas pelanggaran gencatan senjata oleh Iran dengan meluncurkan serangan kuat terhadap target rezim di jantung Teheran," ujar Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz.
Iran membantah tuduhan tersebut dan menyatakan tidak ada rudal yang ditembakkan setelah gencatan senjata disepakati. Seorang pejabat tinggi keamanan Iran mengatakan kepada CNN bahwa sejak pukul 07.30 waktu setempat, tidak ada tembakan ke arah musuh. "Jika Israel melakukan kesalahan, semua wilayah yang diduduki akan diserang, seperti satu jam sebelum perang berakhir," katanya.
Menanggapi ketegangan pasca-gencatan senjata, Presiden Trump menyampaikan rasa frustrasinya atas pelanggaran perjanjian oleh kedua pihak. Ia mendesak agar Iran dan Israel mematuhi kesepakatan yang telah disepakati demi meredakan konflik. Seruan untuk menghentikan kekerasan juga disampaikan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres.
“Pertempuran harus dihentikan. Warga dari kedua negara telah cukup menderita,” ujar Guterres lewat media sosial, seraya menambahkan bahwa dirinya berharap gencatan senjata ini dapat diperluas ke wilayah konflik lain di kawasan tersebut.
Menurut data terbaru dari otoritas Iran pada Selasa, tercatat 610 korban jiwa sejak 13 Juni, termasuk 49 perempuan dan 13 anak-anak, dua diantaranya perempuan hamil serta satu bayi. Selain itu, 4.746 orang mengalami luka, mencakup 185 perempuan dan 65 anak. Tujuh rumah sakit, empat fasilitas medis, enam pos darurat, dan sembilan ambulans juga mengalami kerusakan.
Sementara itu, otoritas Israel melaporkan bahwa hingga saat ini sekitar 28 warga negaranya meninggal dunia akibat serangan rudal dari Iran. Meskipun gencatan senjata telah diberlakukan, fakta di lapangan menunjukkan bahwa situasi tetap genting, dan stabilitas jangka panjang masih menjadi pertaruhan.
Penulis: Fairuz Fakhirah
Editor: Rahma Ardana Fara Aviva
Baca Artikel Menarik Lainnya!

Viral! Kasus Mutilasi Kekasih di Serang, Bagaimana...
28 April 2025
Waktu Baca: 4 menit
Baca Selengkapnya →
Heboh! Pabrik Uang Palsu di Bogor: Bagaimana Sanks...
10 June 2025
Waktu Baca: 5 menit
Baca Selengkapnya →
Mahasiswa dan Rakyat Gugat UU TNI, DPR dan Pemerin...
24 June 2025
Waktu Baca: 2 menit
Baca Selengkapnya →