Kunci Hukum, Jakarta - Peristiwa viral bantuan beras yang rusak setelah dijatuhkan dari helikopter di wilayah Sumatera Utara menuai sorotan publik. TNI Angkatan Darat bersama Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara (Pemkab Taput) pun segera melakukan evaluasi terhadap metode distribusi bantuan tersebut.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, menjelaskan bahwa pihaknya telah meninjau ulang cara penyaluran bantuan setelah muncul video beras pecah akibat dijatuhkan dari helikopter. “Setelah ada yang pecah, kita evaluasi lagi,” ujar Maruli dalam konferensi pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (3/12/2025), mengutip dari Kompas.com.


Maruli menegaskan bahwa pada saat kejadian, kondisi medan tidak memungkinkan helikopter mendarat karena keterbatasan lokasi dan faktor keselamatan. “Helikopter tidak bisa mendarat di mana pun. Landasan harus siap. Karena bantuan harus segera diberikan, kita coba dengan cara dilempar,” jelasnya.

Senada dengan itu, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, menyebutkan bahwa helikopter batal mendarat akibat adanya kabel listrik di area pendaratan. “Ketika heli mau mendarat, ada kabel yang menghalangi, sehingga pilot memutuskan untuk tetap melakukan drop barang,” katanya, dilansir dari Antara. Agus menambahkan, meskipun beberapa beras tercecer, keputusan tersebut diambil agar bantuan tetap sampai kepada warga terdampak banjir yang terisolasi.


Sementara itu, Pemkab Taput juga menyampaikan permohonan maaf atas insiden serupa yang terjadi di Desa Manalu Purba, Kecamatan Parmonangan. Bupati Taput, Jonius Taripar Parsaoran (JTP) Hutabarat, mengakui bahwa bantuan tersebut dijatuhkan dari ketinggian karena helikopter tidak dapat mendarat akibat keberadaan kabel listrik. “Kami pertama-tama meminta maaf kepada seluruh masyarakat, khususnya di Desa Manalu Purba,” ujar Jonius dalam video yang beredar, Rabu (3/12/2025), mengutip dari Detiknews.


Jonius menjelaskan, insiden terjadi ketika pihaknya berusaha menyalurkan bantuan ke daerah yang terisolasi banjir. Ia berencana mendarat di lapangan sekolah, namun kondisi tidak memungkinkan. “Dari ketinggian sekitar 10-15 meter, pilot memutuskan untuk menjatuhkan 10 karung beras ukuran lima kilogram agar warga tetap menerima bantuan,” ujarnya.


Usai kejadian viral tersebut, Pemkab Taput langsung memperbaiki mekanisme pendistribusian dengan cara baru. Wakil Bupati Taput, Deni Parlindungan Lumbantoruan, memastikan bahwa bantuan kini dikemas dalam karung yang lebih kuat. “Kita perbaiki, sekarang dibuat dalam karung. Hari ini tiga penerbangan berjalan baik dan lancar,” katanya, dilansir dari DetikSumut.


Di sisi lain, Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, juga menjadi sorotan setelah videonya membagikan bantuan dari helikopter tersebar di media sosial. Dalam video yang diunggah oleh akun publik, terlihat sebagian bantuan rusak ketika menyentuh tanah. Banyak warga kemudian mengais butiran beras dari karung yang pecah.


Meski demikian, Bobby menegaskan bahwa langkah itu diambil demi menjangkau daerah yang terisolasi akibat longsor dan banjir. “Selain melakukan pemantauan udara di wilayah Tapanuli dan sekitarnya, kami juga terus mendistribusikan logistik kepada masyarakat yang berada di wilayah terisolasi yang aksesnya tertutup timbunan longsor” ujarnya, dikutip dari Tribun Lampung.


“Kami berkoordinasi dengan semua pihak untuk memastikan evakuasi dan penanganan bencana berjalan lancar. Update kondisi lapangan akan terus kami sampaikan,” tambahnya.


Bobby memastikan koordinasi antara pemerintah daerah, TNI, dan lembaga terkait terus dilakukan untuk mempercepat proses penanganan bencana. Ia juga mengajak masyarakat untuk tetap bersabar dan berdoa agar situasi segera pulih.


Dengan adanya evaluasi dari TNI dan pemerintah daerah, diharapkan proses penyaluran bantuan kepada korban bencana di Sumatera Utara dapat berjalan lebih efektif, aman, dan manusiawi, tanpa mengurangi ketepatan sasaran maupun kecepatan distribusi.


Penulis: Zidan Fachrisyah

Editor: I Gusti Ayu Agung Erlina Putri Astana