Cianjur, Jawa Barat - Sejumlah siswa MAN 1 Cianjur dan SMP PGRI 1 Cianjur menjadi korban keracunan massal yang diduga akibat Makan Bergizi Gratis (MBG). Insiden ini terjadi selama dua hari berturut-turut. Diawali oleh siswa MAN 1 Cianjur dengan 16 korban yang tercatat, lalu bertambah menjadi 38 orang di hari yang sama, Senin, 21 April 2025.  Berselang satu hari kemudian, insiden serupa terjadi di SMP PGRI 1 Cianjur. Dikutip dari laman detik.com, saat ini jumlah korban telah mencapai 79 siswa, dengan rincian 60 siswa MAN 1 dan 19 siswa SMP PGRI 1 Cianjur.


Dalam insiden ini, Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, menegaskan bahwa penyebab pasti para siswa mengalami keracunan masih dalam penyelidikan lebih lanjut. Dilansir dari laman Kompas.com, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Frida Laila Yahya menyatakan hal serupa. “Untuk penyebab pastinya, apakah berasal dari makanan atau sumber lain, masih dalam proses pemeriksaan di laboratorium. Namun, memang, dari informasi yang didapat, para siswa mulai merasa gejala setelah menyatap makan tersebut,” terangnya.


Gejala-gejala yang dialami oleh korban serupa dengan gejala keracunan pada umumnya, yaitu pusing, muntah, hingga diare. Sebagian besar korban menjalani perawatan di RSUD Sayang Cianjur, Rumah Sakit Bhayangkara, serta beberapa puskesmas setempat. 


Dengan adanya insiden keracunan massal ini, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur, Yusman Faisal menyatakan bahwa status penetapan kejadian luar biasa (KLB) memungkinkan penanganan dilakukan secara terfokus dan terkoordinasi secara efektif. Yusman menjelaskan, sampel makanan dari dapur MBG yang dikelola oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Limbangansari, beserta muntahan para korban, telah dikirim ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat untuk dilakukan pemeriksaan. Hasil laboratorium diperkirakan akan keluar dalam waktu 7-10 hari.


Yusman juga menekankan, selain ditetapkan sebagai KLB, insiden keracunan massal ini menjadi perhatian berbagai pihak karena berkaitan dengan program MBG. Mengutip laman Tempo.com, Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang Partai Gerindra Kabupaten Cianjur, Hendri Juanda, menyatakan bahwa MBG di Cianjur belum resmi diluncurkan dan saat ini masih dalam tahap uji coba yang dilakukan atas inisiatif pribadi. “Jadi belum resmi diluncurkan di Cianjur. Itu masih tahap uji coba yang dilakukan atas inisiatif perorangan dengan permodalan sendiri” ujarnya. 


Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani, turut menyoroti insiden ini. Ia mendesak BGN untuk segera melakukan evaluasi komprehensif terhadap pelaksanaan program MBG. Netty menegaskan betapa pentingnya dilakukan pengawasan dari hulu ke hilir untuk mengurangi risiko yang akan terjadi. Hal ini sangatlah penting untuk dilakukan dikarenakan kejadian di Cianjur bukan merupakan yang pertama kali terjadi. 


Penulis : Fanny Mertyana

Editor : Windi Judithia