Jakarta - Pemerintah Indonesia, melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, secara resmi mengumumkan bahwa pembicaraan substantif terkait Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) antara Indonesia dan Eurasian Economic Union (EAEU), yang mencakup Rusia, Armenia, Belarus, Kazakhstan, dan Kyrgyzstan, telah selesai dilaksanakan. Kesepakatan ini mencakup seluruh bidang yang dirundingkan, seperti tarif ekspor-impor, akses pasar, dan kerja sama ekonomi lainnya.


Melansir dari Kompas.com, kesepakatan tersebut telah diumumkan oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin dalam pertemuan bilateral di Istana Konstantinovsky, St Petersburg, Rusia, Kamis (19/6/2025). “Saya menyambut dengan gembira kesepakatan yang telah dicapai antara Indonesia dan Rusia terkait peranan kita dalam Eurasian Economic Union (EAEU),” ucap Prabowo.


Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, Airlangga Hartarto, dalam rangkaian acara bergengsi Saint Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 yang digelar di Rusia. Dalam forum tersebut, Airlangga hadir berdampingan dengan Menteri Perdagangan Komisi Ekonomi Eurasia, Andrey Slepnev, sebagai perwakilan dari pihak EAEU.


Perundingan yang melibatkan lima negara anggota EAEU—yakni Rusia, Armenia, Belarus, Kazakhstan, dan Kyrgyzstan—telah berlangsung secara intensif sejak dimulainya proses negosiasi pada Desember 2022. Hingga pertengahan tahun 2025, perundingan telah melalui lima putaran resmi, ditambah dengan beberapa kali pertemuan teknis antar putaran atau intersessional meetings, yang pada akhirnya menghasilkan kesepakatan menyeluruh dalam berbagai sektor penting yang menjadi cakupan FTA tersebut. Melalui penyelesaian tahap substantif ini, kedua belah pihak kini memasuki fase akhir berupa harmonisasi teknis dan proses ratifikasi internal sebelum dokumen perjanjian resmi ditandatangani.


Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan bahwa keberhasilan penyelesaian perundingan FTA Indonesia–EAEU mencerminkan komitmen kuat Indonesia dalam memperluas kerja sama ekonomi dengan mitra di luar kawasan tradisional. Dengan potensi pasar EAEU yang mencakup lebih dari 450 juta jiwa, Indonesia melihat peluang strategis untuk meningkatkan daya saing ekspor nasional. Komoditas unggulan seperti CPO, kopi, karet, kakao, dan produk pertanian lainnya diproyeksikan memperoleh preferensi tarif dan akses pasar yang lebih kompetitif melalui perjanjian ini.

Menurut penjelasan Airlangga, setelah terselesaikannya negosiasi substantif, kedua pihak kini fokus pada langkah ratifikasi dan finalisasi teknis agar FTA dapat segera ditandatangani dan diimplementasikan dalam tahun 2025. Pernyataan tersebut sejalan dengan harapan Komisaris Andrey Slepnev yang menyatakan kesiapan EAEU untuk menandatangani kesepakatan di tahun yang sama, serta komitmennya untuk menyelesaikan seluruh persyaratan teknis dengan sebaik-baiknya.


Senada dengan hal tersebut, Menteri Perdagangan Komisi Ekonomi Eurasia, Andrey Slepnev, menyampaikan apresiasi atas keterbukaan dan kecepatan Indonesia dalam merespons dinamika negosiasi. Ia menggarisbawahi pentingnya kemitraan strategis ini tidak hanya dari aspek ekonomi, tetapi juga dalam konteks geopolitik global, khususnya dalam membentuk tatanan perdagangan dunia yang lebih inklusif dan adil.


Rampungnya perundingan substantif FTA antara Indonesia dan EAEU menandai fase baru dalam kebijakan diplomasi ekonomi Indonesia di kancah global. Langkah ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam membuka kerja sama dengan kawasan non-tradisional guna memperluas akses pasar ekspor nasional. Diharapkan, implementasi perjanjian ini akan mendorong peningkatan volume perdagangan bilateral, menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif, serta memperkuat ketahanan perekonomian nasional dalam menghadapi dinamika global.



Penulis: Loren Kristin Hia

Editor: Windi Judithia