
Sumber: News.detik.com
lsrael Dihantam Ratusan Rudal Iran: WNI Terjebak di Tel Aviv, Situasi Konflik Kian Kritis
Teheran - Ketegangan di kawasan Timur Tengah mencapai puncaknya setelah Iran melancarkan gelombang serangan rudal besar-besaran terhadap Israel. Pada Senin (16/6/25) dini hari waktu setempat, ratusan rudal Iran dilaporkan menghantam berbagai target strategis dan sensitif di Israel, termasuk pusat kota Tel Aviv dan pelabuhan Haifa.
Serangan ini diklaim oleh Garda Revolusi Iran (IRGC) sebagai yang kedelapan sejak Jumat (13/6) lalu, bagian dari operasi balasan yang dinamakan "Operation True Promise III". IRGC bahkan menyatakan serangan terbaru ini "lebih kuat dan menghancurkan" dibandingkan fase-fase sebelumnya, dengan taktik canggih yang disebut telah mengacaukan sistem pertahanan udara Israel. Sirene darurat meraung-raung di seluruh Israel, memerintahkan warga untuk segera mencari perlindungan di tempat penampungan.
Meningkatnya eskalasi militer ini secara langsung menimbulkan kekhawatiran serius terhadap keselamatan Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di wilayah konflik. Sebanyak 42 WNI yang sedang menjalani ziarah keagamaan dilaporkan terjebak di Tel Aviv. Penutupan Bandara Ben Gurion menjadi kendala utama bagi mereka untuk keluar dari Israel. Melansir dari BBC News Indonesia, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, pada Minggu (15/6) mengungkapkan bahwa perwakilan diplomatik Indonesia di Yordania sedang memberikan asistensi penuh. Mereka berupaya keras agar puluhan WNI tersebut dapat keluar dari Israel melalui jalur darat dan melintas menuju Yordania.
Kementerian Luar Negeri Indonesia mencatat, total ada 187 WNI yang tersebar di seluruh wilayah Israel. Judha Nugraha menyebut sebagian besar dari mereka berlokasi di Aravah, Israel selatan. Sementara itu, di Iran, terdata 386 WNI yang tersebar di 11 kota, dengan mayoritas (258 orang) berstatus pelajar di kota Qom, dan sekitar 90 WNI di Teheran, termasuk pelajar, pekerja migran, serta staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) beserta keluarga. KBRI Amman sendiri telah menetapkan status Siaga 1 (level tertinggi kewaspadaan) untuk wilayah Palestina dan Israel sejak tahun lalu, sementara KBRI Teheran menerapkan status Siaga 2 sejak April 2024.
Pemerintah Indonesia telah secara tegas mengimbau seluruh WNI yang memiliki rencana perjalanan ke Israel maupun Palestina, termasuk untuk tujuan ziarah, agar menunda keberangkatan mereka. Di sisi lain, Ikatan Pelajar Indonesia (IPI) Iran juga telah mengeluarkan imbauan kepada WNI di Iran untuk saling mengingatkan terkait anjuran KBRI Teheran dan Kemenlu, serta menjaga komunikasi dan tidak panik di tengah kondisi yang ada. Hal ini penting untuk memudahkan koordinasi dan melancarkan segala proses yang dilakukan oleh pihak KBRI Teheran. Kondisi jaringan internet di Iran sendiri dilaporkan tidak stabil dan sangat lambat, menambah tantangan komunikasi.
Serangan rudal Iran ini merupakan balasan terhadap Operasi Rising Lion yang dilancarkan Israel pada Jumat (13/6), yang menyasar pusat nuklir, fasilitas militer, dan area berpenduduk di Iran. Israel mengklaim serangan mereka didasari oleh "keselamatan" karena dugaan pengembangan nuklir oleh Iran. IPI Iran telah menyatakan belasungkawa atas korban sipil dan tokoh penting Iran akibat serangan Israel, sekaligus mengecam tindakan Israel dan mengkritik keras sikap Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dianggap "diam seribu bahasa" atas serangan tersebut. Gelombang serangan balasan dari masing-masing negara diperkirakan masih akan terus berlanjut, menjaga suhu konflik tetap panas di Timur Tengah.
Penulis: Michelle Stephanie Langelo
Editor: Rahma Ardana Fara Aviva
Baca Artikel Menarik Lainnya!

Warga 62+ Harus Tahu! Kalian Dapat Mengajukan Peng...
20 June 2025
Waktu Baca: 3 menit
Baca Selengkapnya →
Sepak Terjal MBG, Siswa Keracunan Massal Hingga Di...
24 April 2025
Waktu Baca: 3 menit
Baca Selengkapnya →
Dosen PNS boleh Menjadi Advokat: Apa Kabar Nasib T...
30 April 2025
Waktu Baca: 3 menit
Baca Selengkapnya →